Mitigasi Resiko Isu Edukatif Kaltim Tahun 2023
SAMARINDA, KALPOSTONLINE | Sistem pendidikan bisa dianggap berjalan lebih cepat, apabila sistem itu memenuhi sejumlah indikator yang mampu melahirkan alumni yang memiliki semangat untuk terus berpikir dan berupaya secara mandiri dalam rangka pengembangan diri sendiri. Inti utama pendidikan hadirnya sistem yang berskala nasional dan terus mengalami perubahan untuk lebih cepat dari waktu, atau minimal berjalan sesuai dengan waktu.
Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur Selasa (1/8/2023) di Ruang Pelangi Hotel Royal Victoria Sangatta.
Tema kegiatan itu “Strategi Komunikasi Kebijakan Merdeka Belajar dan Mitigasi ResikoIsu-Isu Pendidikan di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2023”. Kepala BPMP Kaltim Khairullah menjelaskan bahwa Praktik Program Sekolah Penggerak (PSP) maupun permasalahan pendidikan di Kutim dapat tersampaikan dalam forum itu.
“Tujuan kegiatan ini untuk menjaring permasalahan pendidikan di Kabupaten Kutai Timur, maupun juga praktik dari PSP. Maka dapat ditemukan solusinya,”kata Khairullah.
Sedangkan Bupati Ardiansyah Sulaiman yang hadir dan didampingi Kadisdikbud Mulyono, mengutarakan bahwa kurikulum merdeka sesuai dengan kondisi pendidikan saat ini. Kurikulum Merdeka Belajar adalah satu kata kunci yang menyertainya, yaitu dinamisasi.
Untuk itu dinamisnya guru-guru dan anak didiknya, sehingga tujuan pendidikan mudah tercapai. Walau pun tiap anak memiliki kemampuan berbeda, untuk itu tinggal guru yang memfasilitasinya. Orang Nomor Satu di Kutim tersebut meminta BPMP Kaltim dapat melaksanakan kegiatan FGD seperti yang dilakukan sekarang ini, untuk setiap tahunnya di Kutim.
“Semoga Kegiatan FGD ini dapat dilaksanakan setiap tahun di Kutim, agar dapat menggali persoalan pendidikam di daerah ini. Sehingga muncul masukan yang berimbas pada pembenahan pendidikan di Kutim,” kata Ardiansyah.(QR/adv/Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim)