Banjir Lumpur Diduga Eks Void KPC Terjang SD 03 Sangatta Utara

SAMARINDA, KALPOSTONLINE | Merasa kurang di perhatikan Pemkab Kutai Timur, Warga Swarga Bara, Sangatta Utara, korban banjir yang diduga disebabkan limbah PT Kaltim Prima Coal (KPC) mengadukan kepada DPRD Kaltim.
Surat pengaduan yang ditandatangani oleh Ketua RT 55, Faclasup, dan Kepala Dusun, Imam Muhtadi, ditujukan kepada Ketua DPRD Kaltim. Mereka menceritakan terjadinya Banjir di bulan Mei 2023 lalu yang menerjang kampung warga dan merusak sarana pendidikan misalnya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 003 dan sekitarnya.
Kerusakan akibat banjir itu adalah pagar beton sepanjang 45 meter, paving halaman sekolah dengan panjang 20 meter dan lebar 30 meter, 4 unit Infocus, 4 unit komputer Lenovo, 4 unit komputer VC, 40 kursi guru, 40 meja guru, 4 unit laptop, pagar gerbang sekolah (besi) dengan ukuran 6 meter x 70 meter, 4 unit printer, 6 lemari file, 1 lemari berkas, dan 2 unit sound system. Semua kondisi tersebut dilaporkan dalam keadaan rusak parah.


“Kami mendapat aduan, menurut warga ada indikasi ada eks void (bekas tambang) KPC yang melanda daerah Desa Swarga Bara, Sangatta Utara, Kutai Timur,” ungkap Muhammad Udin di Gedung DPRD Kaltim, Senin (5/6/2023).
Anggota komisi I ini menyatakan niatnya untuk melakukan investigasi . wakil rakyat ini ingin memastikan apakah banjir tersebut disebabkan oleh limbah PT KPC sebagaimana aduan warga.
“Kami sesegera mungkin akan melakukan sidak kelokasi kejadian dan melakukan investigasi lebih lanjut,” pungkas politisi muda Partai Golkar.
Muhammad Udin mantan wakil ketua pansus Insvestigasi pertambangan DPRD Kaltim sempat mengkonfirmasi pihak manajemen PT.KPC. ” Mereka (KPC) akan melakukan pengecekan dilapangan,” tutur wakil ketua Laskar Kutai Kaltim.
Anggota DPRD Kaltim lainnya, Agiel Suwarno, menyesalkan sikap pemkab Kutai Timur (Kutim) dan pihak PT. KPC yang terkesan tidak mempedulikan terhadap keluhan warga. Kondisi dilapangan telah warga adukan ke pemkab Kutim dan PT KPC, namun tidak mendapatkan respon yang layak.
“Ya, Pak RT dan Pak Dusun sudah melaporkan ke pihak PT KPC dan Pemkab Kutim, tapi responnya sangat mengecewakan warga. Hingga hari ini fasilitas sekolah yang rusak tidak ada yang di ganti,” terangnya.
Politisi senior PDIP ini menegaskan bahwa dampak dari banjir itu mengakibatkan, proses belajar mengajar di SD 03 Sangatta Utara sangat terganggu.
“Bagaimana bisa maksimal belajar mengajar jika Fasilitas rusak, alat perangkat sekolah, proyektor rusak, lemari, komputer lalu bagaimana memberikan memberikan pendidikan yang baik,”tegas balon Bupati Kutim dengan nada tinggi.
Dalam situasi ini, masyarakat setempat berharap adanya langkah-langkah konkret untuk mencegah terjadinya banjir serupa di masa mendatang. Selain perbaikan sarana pendidikan yang rusak, mereka meminta pemerintah dan PT KPC untuk meningkatkan sistem pengelolaan limbah agar tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Ia menegaskan, kalau ini bencana ini dari limpahan dari limbah KPC ia memastikan Pihak KPC harus bertanggung jawab dalam bencana ini.
“Nah kalau fasilitas sekolah ini mau dibangun, disebabkan oleh apa, apakah murni bencana alam atau karena limbah KPC,” imbuhnya.
Kepala Dusun yang dihubungi menerangkan bahwa hingga saat ini belum ada perbaikan atau pergantian terhadap semua aset sekolah yang rusak akibat terjangan banjir tersebut, termasuk juga kerusakan yang dialami warganya. (TIM)