Polemik tak Berujung, Mahasiswa Gelar Aksi Desak Pemkot Samarinda Percepat Rehabilitasi Pasar Pagi
SAMARINDA, KALPOSTONLINE | Gerakan Mahasiswa Peduli Kota Samarinda (GMP-KS) menggelar aksi pada Jumat (9/2/2024) di Simpang Empat Lembuswana terkait polemik revitalisasi Pasar Pagi Samarinda yang hingga kini tak kunjung usai.
Pasalnya, rencana yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk melakukan pembenahan terhadap bangunan tua Pasar Pagi ini masih menghadapi penolakan dari 48 pemilik ruko yang memiliki sertifikat hak milik (SHM) di Jalan Mas Tumenggung.
Dampak ini dinilai tak hanya mengganggu proses pembangunan yang telah dianggarkan, tetapi juga berimbas pada nasib 2.852 pedagang Pasar Pagi yang kini telah direlokasi.
Sebab itu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam GMP-KS ini mendesak Pemkot untuk segera mempercepat revitalisasi Pasar Pagi dengan menyampaikan beberapa poin lainnya.
Seperti yang dijelaskan oleh Koordinator Lapangan (Korlap) GMP KS, Nazar usai menjalankan aksinya. Ia mengatakan kekhawatirannya bahwa revitalisasi Pasar Pagi diduga dipolitisasi oleh oknum tertentu.
“Revitalisasi Pasar Pagi sangat penting bagi Samarinda, dan kami kecewa dengan oknum yang mencoba memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan politik pribadi,” tegas Nazar.
Adapun poin yang dituntut oleh puluhan mahasiswa ini adalah sebagai berikut:
1. Mendukung Percepatan Revitalisasi Pasar Pagi Kota Samarinda Agar Pasar Pagi Bisa Segera Beroperasi Seperti Sedia Kala
2. Meminta Pemkot Samarinda dan 48 Warga Pemilik SHM Duduk Bersama untuk Mendapatkan Win-Win Solution terkait Revitalisasi Pasar Pagi Kota Samarinda
3. Mengutuk Keras Segala Bentuk Politisasi Polemik Revitalisasi Pasar Pagi untuk Kepentingan
Pribadi karna hanya akan membuat ribuan Pedagang Menjadi Korban
4. Meminta Walikota Samarinda untuk Mempercepat Pembangunan Pasar Pagi Kota Samarinda
Di samping itu, Nazar menjelaskan bahwa revitalisasi pasar sudah dinanti-nanti oleh ribuan pedagang yang menggantungkan hidupnya di Pasar Pagi.
“Jangan sampai alotnya negosiasi ini dipolitisasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Korbannya nanti adalah ribuan pedagang. Mengingat ini adalah tahun politik dan untuk kepentingan pribadinya, bahwa untuk kepentingan elektoralnya, inikan sangat disayangkan dan sangat bertentangan,” kata Nazar.
Sebelumnya Pemkot menargetkan pembangunan ini akan rampung dalam waktu 11 bulan. Namun nyatanya hingga saat ini permasalahan sosial masih terganjal dengan beberapa pemilik ruko SHM yang belum mencapai kesepakatan.
Meskipun waktu terus berjalan, hingga saat ini proyek pengerjaan fisik Pasar Pagi belum juga dilakukan Pemkot Samarinda.
“Kalau tidak dimulai sekarang kapan selesainya, kalau tahun ini tidak selesai, maka bagaimana nasib pedagang,” pungkasnya. (Tribun Kaltim)