Implementasi Kurikulum Merdeka di Kota Samarinda
JAKARTA, KALPOSTONLINE | Implementasi Kurikulum Merdeka di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) khususnya Kota Samarinda, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tercatat, sebanyak 368 sekolah di Kota Samarinda dari jenjang PAUD-SMP sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Capaian itu, tidak luput dari kontribusi seluruh pemangku kepentingan di wilayah ini untuk menyukseskan implementasi Kurikulum Merdeka.
“Kami menyambut baik tujuan rombongan untuk mengukur implementasi Kurikulum Merdeka,” ujar Wakil Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta belum lama ini.
Dalam pertemuan dengan Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PDM) di Kantor Balai Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Rusmadi mengungkapkan bahwa Pemerintahan Kota (Pemkot) Samarinda dan ia secara pribadi senang dan menyambut baik kebijakan Merdeka Belajar.
Sebagai orang yang berlatar belakang pendidikan, ia memandang bahwa sekolah harus menjadi tempat yang sehat, aman, nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak. Kebijakan Merdeka Belajar juga dipandang sesuai dengan visi Kota Samarinda, yaitu membangun peradaban kota melalui perubahan ke arah kemajuan, dengan misi menciptakan warga kota yang relijius, unggul dan berbudaya.
“Harusnya hasil pendidikan menjadi keseharian yang teraktualisasi di dalam diri, keluarga dan masyarakat, itulah yang diharapkan dari pendidikan,” imbuh Rusmadi. Oleh karena itu, sebagai wujud komitmen keberpihakan pada sektor pendidikan, Pemkot mendorong proses pemajuan pendidikan dengan pengadaan sarana prasarana sekolah.
Rusmadi bercerita, selaku Wakil Wali Kota, ia sering melakukan kunjungan ke sekolah untuk memantau fasilitas pembelajaran. Lokasi pertama yang ia lihat saat berkunjung ke sekolah adalah toiletnya. Apabila toiletnya saja sudah bersih, maka tempat lain di sekolah itu kemungkinan besar juga bersih. Selain itu, jika di sekolah tersebut masih banyak tempat sampah maka kesadaran untuk hidup bersih dan sehat belum berlangsung dengan baik.
“Kami mengajak semua pihak untuk berkolaborasi menjadikan sekolah nyaman bagi anak-anak. Saat ini, paguyuban orang tua siswa begitu kompak dalam mendukung pengadaan fasilitas belajar bagi anak-anaknya,” jelas Rusmadi.
Terkait Kurikulum Merdeka, menurut Rusmadi, Pemkot Samarinda senantiasa mensosialisasikan pentingnya penerapan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Ia melihat saat ini sudah banyak sekolah-sekolah di Kota Samarinda yang menghadirkan praktik baik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan salah satu inovasi dalam Kurikulum Merdeka, dengan melakukan gelaran produk/karya yang memanfaatkan barang-barang bekas dan mengangkat seni-budaya khas daerah.
“Interaksi generasi muda dengan masyarakat sekitar juga sangat penting terus diasah. Melalui Kurikulum Merdeka, orang tua dan sekolah dapat berkolaborasi dengan komunitas sekitar untuk bersama-sama mencetak SDM unggul yang menjalankan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila,” tekannya.
Kesempatan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah Terbuka Lebar di Kota Samarinda
Selain Implementasi Kurikulum Merdeka, salah satu program strategis Kemendikbudristek yang juga terus didorong oleh Pemkot Samarinda adalah pengangkatan Guru Penggerak sebagai kepala sekolah. Hal ini merupakan bentuk dukungan terhadap Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 40 Tahun 2021 tentang Penugasan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Asli Nuryadin yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, khusus untuk jenjang SD, sudah ada 11 orang Kepala sekolah diangkat berasal dari Guru Penggerak.
“Sekolahnya terlihat banyak perubahan dengan kepemimpinan Guru Penggerak sebagai kepala sekolah,” sebutnya sembari mengungkapakn bahwa jumlah Guru Penggerak di Provinsi Kaltim sebanyak 421 orang.
Menurut Nuryadin, kompetensi Guru Penggerak sudah teruji dalam mengelola pembelajaran. Ia yakin, sekolah yang unggul adalah yang bisa mengubah situasi pembelajaran makin kondusif sehingga lulusannya memiliki kompetensi dan karakter yang lebih baik. Nuryadin mengatakan, itulah kebutuhan yang mendesak ada di sektor pendidikan saat ini.
“Program Guru Penggerak menjadi pemantik bagi guru lain untuk meningkatkan kompetensinya terkait teknologi informasi. Sekaligus dengan melihat prospek karir yang bagus di Guru Penggerak, akan makin banyak guru yang terdorong untuk ikut program ini,” ungkap Nuryadin meyakini bahwa Guru Penggerak bisa turut mengimbaskan ilmu dan pengalamannya kepada guru dan sekolah lain.
Kunjungan Tim Ditjen PAUD Dikdasmen ke Samarinda merupakan bagian gerakan mendukung dan menyukseskan Implementasi Kurikulum Merdeka sekaligus dalam rangka memeriahkan Festival Kurikulum Merdeka. Kegiatan yang melibatkan satuan pendidikan dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK ini merupakan bentuk dukungan bagi satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Selain itu, melalui kunjungan tersebut, Ditjen Paudasmen sekaligus melakukan advokasi dengan seluruh ekosistem pendidikan di daerah untuk menuntaskan krisis pembelajaran melalui implementasi Kurikulum Merdeka.” (QR/ADV/Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur).