Ikuti Jejak Wakil Rakyat Bongkar Tambang Ilegal (2): Batubara PT. Tata Kirana Megajaya ke Jetty DBH
Seolah berpacu dengan waktu, pansus Investigasi Pertambangan DPRD Kaltim yang dimotori politisi muda terus bergerak membongkar 21 Ijin Usaha Pertambangan palsu, Sidak Rabu (8//3/23) dilokasi tambang ilegal yaitu PT.Tata Kirana Megajaya di Jalan Gunung Tengkorak dusun 1 Sepaku di Kabupaten Panajam Paser Utara .
Setelah mendengar informasi dari penjual yang menunjukan arah truk pembawa batubara itu berbelok , tim Pansus Investigasi Pertambangan yang di pimpin wakil ketua pansus M.Udin, anggota Mimi Mariane BR Pare, Agiel Suwarno,Kadir Tapa, Tenaga Ahli Imam Fajar, staf pansus Hj.Vivi Haryani, Emmy Marliana dan M.Ilyas Saudek .
Dari pemprov Kaltim Kasi Minerba EDSM Sukariamat, Kasis perizinan DPMPTSP Awang Rama , Dinas Kehutanan Sulilo, UPTD Tahura Bukit Suharto Suprihadi Afiah, Dinas Lingkungan Hidup Kaltim Rusdiana bergerak menuju lokasi dimana batubara ilegal itu dibawa truk yang jumlahnya 20 puluhan lebih .
Pasca jalan raya, mobil pansus dan tim berbelok menuju lokasi Jetty . Memasuki jalan ini mulai terlihat rumah pemukiman dan jalan sempit. Namun demikian jalan cukup bagus karena semenisasi. sekira 2 kilometer menikmati jalanan bagus, kini pansus dan tim mulai merasakan kondisi jalan yang rusak karena berlubang dan licin.
Jika dilihat jalan itu pada awalnya beraspal, namun truk pengangkut batubara dan juga sebagian ada truk pengangkut sawit membuat jalan di sejumlah desa itu jadi babak belur alias rusak parah di beberapa titik. Kondisi jalan rusak dan butuh waktu lama ini sempat membuat tim pansus mulai gelisah, bahkan wakil ketua pansus M.Udin yang menjoki sendiri mobil dengan ditumpangi M.Udin, anggota Mimi Mariane BR Pare dan Agiel Suwarno sempat bercanda ” Kalau ada ibu hamil lewati di jalan ini bisa beranak di jalan,” canda M. Udin yang disambut tawa anggota pansus.
Pansus masih belum yakin bisa ketemu Jetty meski pun di google Maps terlihat ada 3 jetty. Tim pansus sempat berhenti menunggu tim pemprov Kaltim untuk menanyakan itu. Atas Informasi Dinas Kehutanan dan juga UPTD Tahura membangkitkan semangat pansus untuk melanjutkan perjalanan ” Tiga kilo lagi pak,” tim dari Tahura.
Ada kurang lebih 3 desa yang dilewati pansus, semakin mendekati Jetty kondisi jalan semakin parah rusaknya dan sopir harus lebih berhati – hati. Pansus dan tim sempat mengira sudah berada di lokasi Jetty karena banyak mobil berbaris antri, ternyata truk itu sedang menunggu giliran timbang sebelum masuk lokasi Jetty. Tim pun berhenti semua turun dari mobil. Wakil ketua pansus di dampingi Sukariamat, Susilo mendekati loket untuk mengambil semacam tiket.
“Timbang apa ini, untuk batubara kah,” tanya M.udin kepada seorang perempuan yang berada ruangan loket, yang kemudian di jawab bukan. ” Bukan, saya untuk truk sawit,” katanya sambil menunjuk kebelakang dirinya ada 2 laki – laki yang mengurus semacam tiket Jetty untuk batubara. ” Dari mana pak,” tanya pria itu dengan nada tinggi yang dijawab M. Udin dari ESDM,Kehutanan dan DPRD Provinsi. Pria ini juga tidak mau memberikan keterangan batu bara yang masuk Jetty itu berasal dari mana. Setelah diskusi dengan Sukariamat, Susilo, waka pansus kemudian mendapat Informasi dan menanyakan kepada sejumlah sopir tentang batu bara mereka bawa .
“Di bawa ke jetty mana ini mas,” tanya M . Udin yang dijawab sejumlah sopir dibawa ke jetty DBH. “Masuk jetty DBH pak,” kata salah satu sopir yang dilengannya ada tato, begitu juga ada sopir yang pakai anting – anting menyebut di Jetty DBH. ( bersambung )